SEJARAH DESA MANGUNHARJO
Desa Mangunharjo merupakan suatu penggabungan dari lima (5) padukuhan yang ada di Desa Mangunharjo yang terletak di Kecamatan Adimulyo kurang lebih dengan jarak 800m dari jatung pusat kecamatan Adimulyo ke arah timur,dengan luas wiyah 156 hektar dengan perincian luas sawah + 118.85 Hektar dan Luas Darat + 38,10 Hektar,dengan 4 RW dan 11 RT,dengan dataran rendah yang rawan banjir,dengan di lalui 3 ( Tiga ) aliran sungai yaitu sungai kali turus ,sungai kali coex dan sungai kali ketex,adapun pusat dari Pemerintahan Desa Mangunharjo bertempat di wilayah Rw 01 / 02 Dukuh karangkambang ,adapun mayoritas penduduknya adalah petani.Pemerintahan Desa mangunharjo di perkirakan berdiri sebelum tahun 1300 sebelum masehi,yang mempunyai 5 padukuhan yaitu Padukuhan Criwik Padukuhan Pecangkringan padukuhan Bulupayung dan Padukuhan Duduhan dari Lima padukuhan tersebut terbentuklah sebuah kesepakatan dari pada tokoh atu sesepuh dari kelima padukuhan tersebut munculah sebuah Nama MANGUNHARJO yang berarti MBANGUN KESELAMATAN karena wilayah pada waktu itu masih sangat tertinggal bahkan lahan pertanian pada saat itu masih banyak rawanya.sedangkan dari lima padukuhan yang ada di desa mangunharjo Mempunyai sejarah masing masing,padukuhan Criwik merupakan padukuhan yangnya Tertua di wilah mangunharjo di situ terdapat 2 Makam yang diyakini sebagai cikal bakal adanya padukuhan tersebut yang bernama jeng ngaten,di situ konon juga terdapat sendang yang di gunakan sebagai tempat pemandian kuda dari pejabat kraton jogja sedangkan asal usul karangkambang adalah karena tanah pekarangan sering terendam maka di sebut karangkambang dalam bahasa ( Karangane kemambang kenaa air ) di sini juga terdapat 1 Makam yang di anggap sebagai sesepuh ataupun tokoh cikal bakal karangkambang yang bernama Mbah YASIS Ada juga yang menyebut Mbah Pacor,sedangkan Pecangkringan asal usulnya adalah dahulu dalam babad lahan terdapat banyak sekali Pohon Cangkring ,dalam babad tanah ini mereka sering mengadakan tayuban sehingga lahan mereka keserang dari wilayah sebelah,maka dari pada itu duduh pecangkringan tidak pernah melupakan sejarah seriap 2 tahun sekali warga masyarakat selalu mementaskan seni TAYUBAN.Bulupayung di ambil dari suah sejarah pada masa lalu adalah adanya pelarian dari pasuka di pnegora yang berperang pada masanya kareana kalah perang berlarin ketimur karena banyak yang luka mereka beristirahat di bahwah pohan yang rindang yang mempunyai ranting pajang menjulur hampir ketanah dan mempunyai daun yang lebat hinga hujan pun tak tembus dan menyerupai payung dengan ranting yang menyerupai bulu makadiisebutlah bulupayung ,dan di tandai dengan adanya pangeran TRENGGONO, NYI MADURETNO, SITI SUNDARI DAN PANGERAN JOYO KUSUMO Yang menurut cerita adalah pungawa pungawa kraton jogja,sedangkan Nama Duduhan menurut sejarah adalah pada masa itu ada suatu pejabat kerjaan mataram sempat beritirahat dan dduduk di wialah tersebut maka di sebutlah duduhan. Kami meyajikan sejarah Desa Mangunharjo mulai dari tahu 1882 yang di jabat oleh seorang lurah bernama H .Mohammad Ngumar dengan masa jabatan seumur hidup, di Tahun 1942 terjadi Pergantian tampun Pimpinana lurah yang di jabat oleh Raden Soekarso dengan masa jabatan 42 tahun.Tahun1984 terjadi lagi Pergantian lurah yang di jabat oleh Bapak Sunarko dengan masa jabtatan 8 tahun akan tetapi dalam pelaksanaanya adalah 9 tahun karena di masa ini sistem pemerintahan desa mulai di tata,Juga di tandai adanya Penerangan LISTRIK Atau Listrik Masuk Desa .Di tahu 1993 terjadi lagi pergantian kepala Desa yaitu di pimpin oleh Bapak Kodiran dengan masa jabatan 8 tahun ,dimasa ini terjadi gejolak REVORMASI Yang dianggap oleh sebagian orang dalam unsur pemerintahan berbau NEPOTISME Namun Revormasi ini gagal total karena tidak bisa di buktikan secara hukum.Tahun 2001 terjadi lagi pergantian kepala Desa yang di pegang ole Bapak Suparno dengan masa jabatan 6 tahun. Tahun 2007 terjadi lagi pergantian kepala Desa yang di pegang oleh Bapak Sigit Kurniawan dengan masa jabatan 6 tahum,Tahun 2013 pergantian kepala desa terjadi lagi yang di pimpin oleh bapak Suparno dengan masa jabatan 6 tahun ,di masa ini juga ada perubahan struktur perangkat desa yang mengacu pada peraturan pemerintah dengan 2 Kasi yaitu Kasi Pemerintahan dan Kasi Kesejahteraan dan 3 Kaur yaitu kaur Keuangan Kaur Perencanaan dan Kaur Tata Usaha dan Umum.Tahun 2019 Terjadi lagi pergantian Kepala Desa yang di pimpin oleh Belio Bapak MARGONO sampai sekarang di tahun ini sistem pemerintahan di atur oleh pemerintah pusat lebih jelas dan TRASPARAN dari segi Pertanggungjawabanya ke pemerintah dan masyarakat karena semua anggaran harus di jabarkan sedetil mungkin, di tahun 2019 ini terjadi wabah penyakit yang menyebar luas bahkan dunia yaitu dengan adanya COVID 19 Perekonomian hampir lumpuh karena masyarakat beraktifitas secara normal bahkan menelam korban jiwa yang banyak akibat wabah COVID 19. .